Harga BBM Beneran Naik, Dompet Aman Nggak Nih



Dua hari yang lalu, kita semua mendapatkan “kejutan”. Yup, pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Diketahui, harga pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Selain pertalite, harga solar bersubsidi pun naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter.  Harga BBM nonsubsidi pun juga ikut naik, yaitu pertamax non subsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Menariknya, kenaikan harga BBM kali ini diumumkan pada weekend, Sabtu,2 September 2022 siang hari dan berlaku mulai hari itu juga. Itu pun bertepatan dengan harga minyak dunia yang mulai turun ke level US$90 per barel.

Sekadar informasi, dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022, total subsidi untuk BBM, listrik, dan elpiji mencapai Rp502 triliun. Kalau harga BBM bersubsidi ditahan, subsidinya berpotensi membengkak.

Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, angka kenaikan subsidi BBM masih akan naik meskipun harga minyak dunia turun. Jika harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) turun ke level US$99 per barel, subsidi akan tetap naik ke Rp653 triliun. Kalau ICP turun ke US$85 per barel, subsidi energi tetap akan naik ke Rp640 triliun.

 

Lalu, Apa Dampaknya?

Kenaikan harga BBM akan berdampak luas bagi masyarakat, terutama untuk biaya transportasi dan sembako. Harga BBM yang makin mahal akan mendorong pihak pengelola angkutan umum menaikkan tarif penumpang.

Selain transportasi, harga BBM juga bisa mengerek harga sembako karena biaya logistiknya juga ikut naik. Menurut berbagai sumber, harga sembako seperti beras, cabai, telur, ayam, dan daging sapi berpotensi meningkat.

Analis memperkirakan kenaikan harga pertalite, solar bersubsidi, dan pertamax nonsubsidi ini bisa memicu inflasi sebesar 6-7 persen pada akhir tahun ini. Inflasi tersebut bisa memicu Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuannya. Dengan kenaikan suku bunga acuan, bank sentral itu berharap bisa menekan laju inflasi. Sekadar informasi, suku bunga acuan BI sudah naik 25 basis poin menjadi 3,75 persen.

Kalau suku bunga acuan naik, salah satu respons perbankan adalah menaikkan suku bunga kredit, termasuk kredit pemilikan rumah (KPR).

 

Dompet Masih Aman Asalkan Kamu  Begini

Kalau harga barang naik, tentu yang sering membuat bertanya-tanya: apakah uang kita cukup? Apakah masih bisa menabung? Sobat Treasury masih bisa menyisihkan uang untuk menabung, kok. Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan agar uang bulanan masih bisa tersisa.

Pertama, memperbarui anggaran keuangan. Kenaikan harga BBM ini bisa membuat sebagian barang naik, terutama barang kebutuhan pokok. Kamu bisa memperbarui lagi anggaran belanja dan mencoret pengeluaran yang kurang penting, seperti belanja pakaian. Tetap prioritaskan pengeluaran-pengeluaran utama, seperti membayar tagihan serta membeli sembako dan peralatan kebersihan.

Kedua, membatasi penggunaan uang. Agar pengeluaran bisa sesuai dengan anggaran, kamu bisa membatasi penggunaan uang dalam sehari. Misalnya, anggaran belanja harian Rp100 ribu dan pengeluaranmu dalam sehari tak boleh dari itu.

Ketiga, berhemat. Sobat Treasury bisa memulainya dengan memprioritaskan pengeluaran yang penting, seperti sembako, peralatan bersih-bersih badan dan rumah, serta popok dan susu bayi (kalau ada anak). Pembelian barang-barang yang tidak penting seperti makeup dan kosmetik bisa dikurangi untuk sementara. Jangan lupa untuk membandingkan harga dari satu tempat ke tempat yang lain, baik toko offline maupun online. Kalau ada diskon-diskon barang-barang pokok atau tagihan yang betebaran di e-commerce, Sobat bisa memanfaatkannya untuk bisa membayar lebih murah.

Lalu, kamu bisa memasak sendiri makanan di rumah karena lebih hemat dan higienis. Membawa bekal makan siang dari rumah pun tak ada salahnya. Kalau ada sisanya, kamu bisa menabungnya di celengan atau melalui tabungan emas. Mengapa emas? Logam kuning ini terkenal tahan terhadap inflasi—apalagi tahun ini inflasi diprediksi menembus 7 persen. Selain itu, harganya bisa semakin naik setiap tahun dan nilainya tetap terjaga.

Sobat Treasury pun semakin mudah membeli emas, lho! Kamu bisa membelinya melalui online di smartphone. Aplikasi emas digital seperti Treasury bisa kamu jadikan pilihan untuk membeli emas. Harga emas yang ditawarkan pun sangat terjangkau, mulai dari Rp5 ribu! Lebih murah dari seliter pertalite, kan?

 

Banyak keuntungan yang kamu dapatkan investasi emas di Treasury.

Jaminan kepemilikan Logam Mulia di UBS (PT Untung Bersama Sejahtera), sesuai dengan gramasi emas yang kamu miliki di aplikasi Treasury. Kamu bisa mencetaknya menjadi Logam Mulia (emas fisik) mulai dari 0,1 gram, kapanpun dibutuhkan atau mencairkannya menjadi uang tunai hanya dalam 2x24 jam. Lebih dari itu, kamu juga bisa mewariskan investasi emas, membuat rencana masa dengan fitur Rencana Emas, transfer emas, serta membeli berbagai koleksi perhiasan terbaru dari UBS Lifestyle. Makanya, download aplikasi Treasury sekarang!