Harga Emas di Zona Bearish, Investor Masih Menanti Data Pertumbuhan Ekonomi AS



Harga emas dunia terus menyusut karena meredanya tensi geopolitik di Timur Tengah setelah Iran tak membalas serangan Israel pada pekan lalu. Saat ini pelaku pasar sedang memantau sejumlah data AS seperti pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 hingga kondisi pasar tenaga kerja. Data-data tersebut akan memberikan wawasan lebih lanjut mengenai arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) mengenai suku bunga.  

Pada Rabu (24/4/2024), harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.315,71/troy ons. Turun 0,32% dibandingkan hari sebelumnya. Harga emas mengalami koreksi 3 hari tanpa putus. Selama 3 hari tersebut, harga terpangkas 3,18%. Dalam seminggu terakhir, harga emas turun 2,18% secara point-to-point. Namun selama sebulan ke belakang, harga masih naik 6,87%.

Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange terpantau turun 0,4 persen ke level 2.333,80 dollar AS per ons. Pelemahan ini berbalik dari tren penguatan sebelumnya. Reli emas yang terjadi sepanjang Maret-April mendorong harga naik hampir 400 dollar AS ke level tertinggi sepanjang masa di level 2.431.29 yang dicapai pada 12 April 2024.

Kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas di Timur Tengah mereda setelah Iran mengatakan tidak memiliki rencana untuk membalas menyusul serangan drone Israel. Sementara itu, pernyataan terbaru dari pejabat The Fed mengisyaratkan tidak adanya urgensi untuk menurunkan suku bunga. Pelaku pasar sekarang memperkirakan penurunan suku bunga pertama The Fed kemungkinan besar terjadi pada September 2024. Kebijakan suku bunga The Fed memang sangat memengaruhi pergerakan harga emas dunia.

Ketika suku bunga tinggi atau bahkan naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil. Sebaliknya, ketika suku bunga rendah atau bahkan menurun, maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik bagi investor.

Data produk domestik bruto (PDB) AS akan dirilis pada hari Kamis dan laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) pada hari Jumat. Para pedagang sekarang memperkirakan penurunan suku bunga pertama The Fed akan terjadi, kemungkinan besar pada bulan September. Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Indeks dolar AS menguat 0,2% juga membuat emas batangan yang dihargakan dalam greenback kurang menarik bagi pembeli luar negeri. Kemudian, imbal hasil treasury note AS 10-tahun naik menjadi 4,66%. Peningkatan ini terjadi karena prospek yang kuat bahwa The Fed mungkin lamban dalam melakukan penurunan suku bunga dibandingkan dengan bank sentral lain. 


 

Saatnya Investasi Emas, Mulai dari Rp5.000-an  

Sobat Treasury, tren naik turunnya harga emas harian tak perlu dikhawatirkan karena secara akumulatif pasti ada tren kenaikan setiap tahunnya, karena idealnya harga emas memang investasi jangka menengah dan jangka panjang. Kini, Sobat bisa membeli emas dengan mudah dan murah, mulai dari Rp5 ribu di Treasury!

Jangan khawatir dengan legalitas dan keamanan Treasury. Treasury, merupakan pedagang emas fisik digital pertama yang berlisensi BAPPEBTI.  Transaksi digital terjamin aman karena telah terdaftar di KOMINFO dan berpartner dengan ICH untuk menjamin keamanan transaksi pengguna. Treasury Merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka. Transaksinya pun aman karena merupakan anggota dari ICDX yang merupakan lembaga kliring serta bursa berjangka yang diawasi oleh BAPPEBTI. 

Fitur-fitur lainnya dari Treasury pun nggak kalah menarik. Kamu bisa punya tabungan emas berjangka dengan bunga  s.d 9% p.a di Panen Emas. Atau bisa juga menjual sementara emasmu di Jamimas dengan biaya rendah, pencairan dananya cepat lho! Beli perhiasan dan koin emas Koin Nusantara pun bisa kamu lakukan di sini!

Menarik banget, kan? Yuk investasi emas di Treasury sekarang!